Bismillah,
Setelah sekian lama tenggelam dalam kesibukan dunia yang tak berujung akhirnya saya bisa menulis lagi. Well, sebenarnya tangan ini udah gak sabar pengen ngebelai-belai si Axioo yang udah lama gak dipake buat ngetik. Tapi Qodar Alloh, si Axioo drop kondisi badannya sejak sampai di Curug. Setiap kepanasan ia akan mati sendiri dan gak akan bisa nyala lagi sebelum tubuhnya dingin. Hiks, emang kayaknya udah waktunya pensiun itu si Axioo.
Well, sekian lah basa-basinya. Baca judul di atas pasti bertanya-tanya.
Different, not less .
Berbeda, tidak berkekurangan.
Kalimat ini saya temui pada film Temple Grandin dan kalimat ini sukses menancap dalam pikiran saya setelah menonton sebuah film biografi milik Temple Grandin. Temple Grandin adalah seorang Autism. Dalam filmnya diceritakan tentang perjalalanan hidupnya yang sangat inspiratif. Temple Grandin lahir di Boston, Massachusetts pada 29 Agustus 1947. Sebelum didiagnosis mengidap autis pada 1950, awalnya Grandin didiagnosis mengidap kerusakan otak ketika berusia dua tahun. Ia tidak dapat berbicara sampai umurnya menginjak 4tahun. Saat inilah akhirnya ia didiagnosa terkena autisme.
Setelah sekian lama tenggelam dalam kesibukan dunia yang tak berujung akhirnya saya bisa menulis lagi. Well, sebenarnya tangan ini udah gak sabar pengen ngebelai-belai si Axioo yang udah lama gak dipake buat ngetik. Tapi Qodar Alloh, si Axioo drop kondisi badannya sejak sampai di Curug. Setiap kepanasan ia akan mati sendiri dan gak akan bisa nyala lagi sebelum tubuhnya dingin. Hiks, emang kayaknya udah waktunya pensiun itu si Axioo.
Well, sekian lah basa-basinya. Baca judul di atas pasti bertanya-tanya.
Different, not less .
Berbeda, tidak berkekurangan.
Kalimat ini saya temui pada film Temple Grandin dan kalimat ini sukses menancap dalam pikiran saya setelah menonton sebuah film biografi milik Temple Grandin. Temple Grandin adalah seorang Autism. Dalam filmnya diceritakan tentang perjalalanan hidupnya yang sangat inspiratif. Temple Grandin lahir di Boston, Massachusetts pada 29 Agustus 1947. Sebelum didiagnosis mengidap autis pada 1950, awalnya Grandin didiagnosis mengidap kerusakan otak ketika berusia dua tahun. Ia tidak dapat berbicara sampai umurnya menginjak 4tahun. Saat inilah akhirnya ia didiagnosa terkena autisme.
Film ini menjabarkan tentang bagaimana cara berpikir Temple
Granden yang seorang Autism. Ia melihat hal-hal disekitarnya dengan cara yang
berbeda. Orang-orang disekitarnya tidak dapat mengerti apa yang ia pikirkan. Sebagai
pendidik yang menarik bagi saya adalah bagaimana orang-orang terdekat Temple berperan
banyak dalam pendidikannya.
Autism adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan gangguan perkembangan yang mempengaruhi otak. Gangguan pada otak ini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, dan merespon dunia luar dengan baik.
Seperti dalam film, para Autism sering disalahpahami, dan
dianggap sibuk dengan dunianya sendiri. Mereka gemar melakukan hal-hal yang
absurd secara berulang-ulang, dan sering mengalami serangan kecemasan.
Seperti yang di alami Temple yang digambarkan dalam film, Ia
sering memperhatikan hal-hal yang tidak banyak dipedulikan orang dan
membayangkan hal kompleks hanya dengan memperhatikan sesuatu yang sederhana. Contohnya
saja saat ia mengulangi berkali-kali membuka dan menutup pintu gerbang. Ternyata
saat itu ia menghitung kecepatan laju gerak pagar, dan bagaimana caranya agar
pagar tersebut bisa terbuka tanpa perlu ada yang repot-repot mendorongnya. Dari
hal yang sederhana itu ia dapat menciptakan alat baru yang tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain membuatnya.
Yang perlu kita lakukan saat menghadapi mereka di saat
seperti ini adalah mengikuti dan membiarkan mereka mengekspresikan apa yang
mereka pikirkan seperti yang dilakukan bibi dan ibu Temple.
Menghadapi seorang Autism haruslah penuh kesabaran. Dalam film
ini diperlihatkan bagaimana Ibu Temple yang sangat sabar terus menerus
mendampingi dan memotivasi Temple dan tidak membedakannya seakan-akan ia bukan
seorang Autism. Ternyata hal ini berpengaruh baik padanya. Walaupun dengan
segala perbedaan yang ia punya, Temple dapat berinteraksi dengan orang lain, dan
dapat berkomunikasi dengan baik. Berbeda dengan situasi Temple, kebanyakan
orangtua para Autism terlalu memanjakan anak-anaknya. Hal ini menyebabkan mereka
lebih rentan.
Pada akhirnya, kombinasi pendidikan yang baik antara orangtua dan guru diperlukan untuk mencapai keberhasilan anak Autism. Karena sesungguhnya seperti apapun kondisi mereka, mereka memiliki hak untuk mendapat pendidikan.
يَرْفَعِ اللهُ
الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ............
Artinya :”Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ -
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ -
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ -
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ -
عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ -
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ -
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ -
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ -
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ -
عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ -
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq
Sekali lagi mereka hanya berbeda, bukan memiliki kekurangan.
nduk'NHA