Senin, 02 Maret 2015

DRAMA

Butuh sedikit waktu untuk pulih saat melihat foto-foto itu ditayangkan ceria di hadapanku.
Gemerlap baju pengantin, megahnya resepsi, sucinya akad dengan menggunakan bahasa surga,
Kau, ada di sana, dengan senyum terbaik,
Aku berkedip, lalu melihat sekali lagi..
Ini bukan mimpi...

Entah lah... aku kagum, iri, sedih, cemburu di saat bersamaan....
Hati ini tahu kalau luka yang dulu pernah ada sedang pedih karena tersiram cuka,
tapi mata ini tidak menitikkan airmata sama sekali...
Mungkin kau bertanya, mengapa?
Mungkin karena aku sudah memepersiapkan hal ini sejak kita bertemu...

Cermin, adalah musuh sekaligus teman terbaik untuk mengevaluasi diri.
Drama adalah kata yang aku gambarkan untuk cerita ini.
Cerita yang akhirnya selesai dengan ujung bahagia untukmu, dan kepastian untukku.

aku hanya bersyukur bahwa hari ini akhirnya aku bisa dengan tenang menutup buku dan benar2 memulai sesuatu yang baru, buku baru, lembaran baru, kisah yang baru semoga dengan tokoh yang lebih baik darimu.

Tidak ada sumpah serapah, tidak ada tangis tragis, hanya ada sebuah lubang besar di sana di tempat yang pernah kau sentuh. Lubang itu mungkin tidak akan pernah tertutup, akan tetap kosong seumur hidup. Tapi lambat laun semoga waktu bisa mengisinya dengan harapan melalui doa-doa yang tak pernah putus dari bibirku.

Ini akhir dari sebuah drama, semoga drama terakhir yang pernah aku mainkan.
Semoga bahagia untukmu.

 

Erna Cahaya Template by Ipietoon Cute Blog Design